Kisah Johanna Caroline Jadi Atlet Basket Duduk Roda, Jatuh Hati Sejak Asian Para Games 2018

Jakarta – Wheelchair basketball atau basket tempat duduk roda, bukanlah olahraga awam. Di balik keseruannya, wheelchair basketball merupakan olahraga penuh tantangan yang memerlukan ketangkasan, kekuatan, dan taktik yang matang.

Atlet wheelchair basketball tak hanya sepatutnya mempunyai keterampilan individu yang mumpuni, melainkan juga sepatutnya berkolaborasi dengan baik dalam tim untuk menempuh kemenangan.

Olahraga ini diperuntukkan bagi para penyandang disabilitas yang ingin konsisten aktif dan menantang diri mereka sendiri. Wheelchair basketball mempunyai banyak manfaat, seperti meningkatkan kebugaran lahiriah, melatih mental dan taktik, dan menumbuhkan rasa percaya diri.

Salah satu atlet olahraga ini merupakan https://rachelhouse.org/ Johanna Caroline atau yang akrab dipanggil Jojo.

Atlet yang tergabung dalam Jakarta Swift Wheelchair Basketball ini menyebutkan bahwa permulaan mula minatnya pada dunia olahraga merupakan dari Asian Para Games 2018.

Asian Para Games merupakan sebuah sebuah kancah multi-olahraga yang diselenggarakan tiap empat tahun sekali dengan atlet penyandang disabilitas di semua Asia.

Saat itu, Jojo merupakan seorang volunteer pada acara tersebut. Disanalah Jojo memandang lomba wheelchair basketball untuk yang pertama kalinya dan menyimpan perhatiannya.

Jojo mulai mencari tahu berita mengenai cabang olahraga tersebut.

“Saya cari tahu, walhasil saya ketemu salah satu club di Bali, BSF. Akhirnya saya ke Bali, dan dari situ saya dapat ikut serta basket, seketika dibawa ke training camp di Bangkok,” jelas Johanna dalam acara Press Conference Garmin Run 2024 pada 22 April 2024 di Jakarta.

Dari sana, Johanna walhasil bergabung dengan Jakarta Swift Wheelchair Basket sampai sekarang.

Kesusahan dan Tantangan di Permulaan Melakukan Wheelchair Basketball

Mengawali wheelchair basketball tak senantiasa mudah. Para atlet baru seringkali menghadapi berbagai kesusahan dan tantangan, baik secara lahiriah ataupun mental.

Untuk Johanna sendiri, tantangan yang dia hadapi merupakan menyesuaikan permainan basketnya sambil mengaplikasikan tempat duduk roda.

“Jadi dribble juga, bawa tempat duduk roda juga. Jadi, sinkronnya bawa bola masih belum tahu.”

よかったらシェアしてね!
  • URLをコピーしました!
  • URLをコピーしました!

この記事を書いた人

コメント

コメントする

目次
閉じる