Tingkat Kesulitan Stres Dampak Sehari Pekerja Di Indonesia Yakni Paling Banyak Di Asia Tenggara

Data terkini dari Gallup State of the Global Workplace 2024 menunjukkan, pegawai Indonesia paling sedikit mengalami stres harian akibat pekerjaan dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya.

Dilansir dari laman legal Gallup, Pekan (23/6/2024), tingkat stres harian pekerja Indonesia sebesar 16 persen atau peringkat ke-9 yang artinya tingkat https://www.londoncallingband.com/ stres harian lebih kecil. Prosentase ini mengalami penurunan 6 poin dibandingkan data tahun sebelumnya.

Daftar Tingkat Stres Pekerja di Asia Tenggara
Posisi pertama di Asia Tenggara ditempati oleh Myanmar sebesar 48 persen. Adapun peringkat komplit tingkat stres pekerja di Asia Tenggara sebagai berikut:

  1. Myanmar : 48 persen
  2. Philippines : 46 persen
  3. Singapore : 38 persen
  4. Cambodia : 38 persen
  5. Thailand : 31 persen
  6. Laos : 31 persen
  7. Vietnam : 22 persen
  8. Malaysia : 21 persen
  9. Indonesia : 16 persen

Adapun secara global, Indonesia berhasil menempati urutan ke-4 terendah berhubungan tingkat stres harian pekerja. Poin persentase Indonesia lebih besar dibandingkan Uzbekistan sebesar 12%, Kirgizstan, sebesar 12%, dan Kazakhstan sebesar 15%. Hal ini artinya Uzbekistan mempunyai tingkat stres lebih rendah dibandingkan Indonesia.

Meskipun untuk aspek kemarahan harian, Indonesia menempati posisi ke-4 di Asia Tenggara dengan tingkat kemarahan harian 20 persen, poin ini turun 2 poin dibandingkan data tahun sebelumnya.

Dalam aspek kemarahan harian pekerja, Myanmar juga memimpin dengan poin 31 persen atau naik 4 poin dibandingkan data tahun sebelumnya

Batas Gaji Pekerja Penerima Manfaat Tapera Meminta Dinaikkan jadi Rp 12 Juta

Sebelumnya, Anggota Ombudsman Republik Indonesia (RI) Yeka Hendra Fatika mengusulkan golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) ditingkatkan menjadi optimal Rp 12 juta. Dikala ini, BP Tapera memastikan plafon golongan MBR Tapera mempunyai pendapatan Rp 8 juta.

“Definisi masyarakat berpenghasilan rendahnya sepatutnya ditingkatkan, jangan Rp 8 juta lagi tetapi bisa Rp 12 juta mungkin,” kata Yeka dalam konferensi pers di Kantor Badan Pengelola Tapera, Jakarta, Senin (10/6).

Yeka mengutarakan perluasan golongan MBR ditujukan untuk menarik minat kepesertaan program Tapera. Hal ini sejalan dengan sasaran program Tapera untuk meningkatkan kesejahteraan para PNS ataupun pekerja swasta atau mandiri.

“Apabila ingin mendapatkan jangkauan yang lebih besar, maka definisi masyarakat berpenghasilan rendahnya sepatutnya ditingkatkan. Jangan Rp 8 juta lagi, supaya cakupannya bisa menjadi luas,” tegasnya.

Dia mengukur manfaat program Tapera akan lebih banyak didapat oleh pekerja. Antara lain bantuan DP rumah hingga poin bunga KPR yang lebih murah bekisar 5 persen.

“Nah, jika ikut KPR lainnya kan bunganya tinggi-tinggi bisa 11 persen,” tegasnya.

Meskipun bagi masyarakat yang sudah mempunyai rumah, bisa memanfaatkan insentif untuk renovasi dengan bunga yang lebih rendah. Kecuali itu, peserta juga akan mendapatkan uang pokok beserta dana pemupukannya di akhir masa kepesertaan.

“Artinya manfaatnya jauh lebih baik dengan menjadi anggota atau peserta Tapera,” sebutnya.

Yeka optimis bahwa pengerjaan program Tabungan Perumahan Rakyat akan dijalankan secara hati-hati oleh pemerintah. Sehingga, bergulirnya program Tapera tidak akan membebani keuangan perusahaan.

“Seperti masalahnya 3 persen (iuran) itu nanti seperti apa ini sekarang sedang disimulasikan, nanti pengusaha akan dicek dulu, jika pengusaha bermasalah, apalagi mengganggu cashflow-nya perusahaan, aku yakin Tapera tidak berani memaksakan seperti ini,” pungkasnya.

よかったらシェアしてね!
  • URLをコピーしました!
  • URLをコピーしました!

この記事を書いた人

コメント

コメントする

目次
閉じる