Gravitasi adalah salah satu konsep paling fundamental dalam ilmu fisika, namun pemahaman manusia terhadap gaya tarik Bumi mengalami perjalanan panjang sepanjang sejarah. Dari masa kuno hingga era modern, ide tentang mengapa benda jatuh ke tanah telah melalui berbagai fase transformasi pemikiran, dipengaruhi oleh pandangan filosofis, pengamatan ilmiah, dan temuan revolusioner.
Pada zaman Yunani Kuno, filsuf seperti Aristoteles percaya bahwa benda jatuh karena kecenderungan alami menuju pusat alam semesta, yang saat itu dianggap sebagai pusat Bumi. Pandangan ini bertahan selama berabad-abad karena sangat selaras dengan pandangan geosentris yang mendominasi Eropa abad pertengahan. Namun, tidak ada upaya eksperimental yang kuat untuk membuktikan hipotesis tersebut secara ilmiah.
Perubahan besar dimulai pada abad ke-16 dengan munculnya pemikiran ilmiah yang lebih sistematis. Galileo Galilei membantah pandangan Aristoteles dengan menunjukkan https://thesilit.com/id/ bahwa semua benda, tanpa memandang beratnya, jatuh dengan percepatan yang sama dalam kondisi vakum. Penemuan ini menandai awal dari pendekatan eksperimental terhadap gravitasi dan menggugurkan gagasan bahwa massa menentukan kecepatan jatuh.
Puncaknya terjadi pada abad ke-17 ketika Isaac Newton memformulasikan hukum gravitasi universal. Ia menyatakan bahwa semua benda saling tarik menarik dengan gaya yang berbanding lurus dengan massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Ini menjelaskan tidak hanya jatuhnya apel dari pohon, tetapi juga pergerakan planet di tata surya.
Pemikiran tentang gravitasi terus berkembang hingga abad ke-20, ketika Albert Einstein memperkenalkan teori relativitas umum. Ia menggambarkan gravitasi bukan sebagai gaya tarik, tetapi sebagai kelengkungan ruang-waktu akibat massa. Pandangan ini mengubah cara pandang ilmuwan terhadap alam semesta secara menyeluruh.
Gravitasi kini dipahami sebagai fenomena kompleks yang masih menyimpan misteri, terutama dalam skala kosmologis. Namun, perjalanan sejarah menunjukkan bahwa dari ide sederhana hingga teori canggih, pemahaman kita tentang gaya tarik Bumi telah mengalami evolusi yang luar biasa.